TAREKAT NAQSABANDIYYAH QADARIYYAH
A.
Sejarah Tarekat Naqsabandiyyah
Qadariyyah
Naqsabandiyyah
Qadiriyyah dipimpin oleh Syekh Abd
al-Qadir al-Jailani (W. 561/1166 M ) dan beliau lah yang telah
mendirikan tarekat ini. Syekh Abd. Qadir al-Jailani memimpin madrasah dan
ribathnya di Baghdad, Sepeninggalnya, kepemimpinannya dilanjutkan oleh anaknya
yang bernama Abd. Wahab (552-593 H./1151-1196 M.) Dan setelah Abd. Wahab wafat,
maka kepemimpinannya dilanjutkan oleh puteranya yang bernama Abd. Salam (w. 611
H./1241 M.) Madrasah dan ribath (pemondokan para sufi), secara turun
menurun tetap berada di bawah pengasuhan keturunan Syekh Abd. Qadir al-Jailani.
Adanya
tarekat Naqsabandiyyah di cidahu kec. Cadasari kab. Pandeglang ini di bawa oleh ulama yang biasa di kenal
oleh masyarakat dengan sebutan Abuya Dimyati.
Yang memiliki nama lengkap KH.Muhammad Dimyati yang biasa dipanggil dengan Buya Dimyati merupakan
sosok Ulama Banten yang memiliki
karismatik, beliau lahir sekitar tahun 1925 anak pasangan dari H.Amin
dan Hj.Ruqayah. Sejak kecil Buya Dimyati sudah menampakan kecerdasannya dan
keshalihannya, beliau belajar dari satu pesantren ke pesantren lainnya mulai
dari Pon-pes Cadasari, kadupeseng Pandeglang,ke Plamunan hingga ke Pleret
Cirebon.
B.
Pemimpin
Pemimpin
tarekat di cidahu kec. Cadasari kab. Pandeglang adalah Abuya Dimyati tetapi
setelah beliau meninggal ajaran-ajaran terakat ini di lanjutkan oleh
anak-anaknya.
C.
Ajaran-ajarannya
Ada
beberapa ajaran-ajaran yang meraka
yakini untuk mendekatkan diri kepada allah SWT yang berdasarkan Al-Qur’an dan
Hadits yaitu dengan cara dzikir, kesempurnaan suluk dan adab kepada para
mursyid. Dan ajaran tarekat ini mewajibkan kepada anggota-anggotanya untuk
memakai peci ( kopiah ) selain itu mereka mengajarkan agar mendirikan shalat
lima waktu.
D.
Respon Masyarakat
Masyarakat
yang ada di daerah sekitar pesantren tidak pernah merasa risi dengan adany a
ajaran tarekat naqsabandiyyah qodiriyah karena menurut mereka ajaran tarekat
naqsabandiyyah qodiriyah itu tidak lah menyimpang dari ajaran agama islam
ahlusunnah waljamaah.
E.
Menurut Penulis Tentang Naqsabandiyyah
Qadariyyah
Tarekat naksabandiyah sebenarnya bukanlah aliran
islam eksklusive, akan tetapi hanya merupakan sekelompok orang yang berkeingian lebih mendalami agama islam, yang menurut
mereka naksabandiyah lah menjadi pilihan mereka, karena menurut mereka tarekat
naksabandiyah yang dipelopori oleh syeikh abdul qodir zailani merupakan ajaran
yang sebenarnya, sebenarnya tak ada yang berbeda dalam cara beribadah mereka
dengan islam ahlusunnah wal jamaah, karena menurut mereka ajaran mereka juga
merupakan ajaran ahlusunnah wal jamaah, hanya saja dalam pelaksanaan nya mereka memiliki cara yang berbeda yakni bacaan dzikir mereka
adalah “Laa ilaaha illallah”, namun disayangkan aliran mereka agak tertutup,
mungkin dikarenakan pradigma masyarakat yang mengira aliran tersebut merupakan
aliran yang eksklusive, mereka menjadi agak sensitive jika aliran mereka di
kaitkan dengan Negara, padahal ajaran mereka sebenarnya tidak menyimpang.
Ajaran
mereka menjunjung tinggi sholat lima waktu dan bagi kaum adam diwajibkan
memakai peci ( kopiah ) dan bagi yang tidak memakai peci ( kopiah ) di
ibaratkan cina.
Menurut
kami pribadi ajaran tersebut sebenarnya tidaklah menyimpang, karena ajaran
mereka tidak menyebabkan kesesatan bagi pengikutnya, hanya saja mereka sangat
percaya terhadap ajaran syaikh abdul qodir zailani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar